The Wolf of Wall Street: Gaya Hidup Hedonisme di Dunia Keuangan
Ilustrasi: Hanan Afif Wirawan
Narasi: Atallah Asad*
Bacaekon – Film The Wolf of Wall Street adalah salah satu film yang paling menarik dan layak untuk ditonton. Berdasarkan kehidupan nyata Jordan Belfort, film ini membawa penonton ke dunia pialang saham Wall Street yang penuh kekayaan, keserakahan, dan penipuan. Film ini sangat menggambarkan konsep dari kata hedonisme.
Akting di The Wolf of Wall Street sangat mengesankan. Leonardo DiCaprio mengekspresikan karakter Jordan Belfort dengan unik. Dia dengan sempurna menunjukkan sisi ambisius, kejam, dan kuat dari karakter ini. DiCaprio benar-benar menghidupkan karakter ini dengan karisma dan energinya yang luar biasa. Begitu juga dengan akting Jonah Hill sebagai Donnie Azoff, sahabat dan mitra bisnis Belfort. Chemistry mereka yang kuat serta interaksi yang lucu dan menghibur antara karakter-karakter ini membuat film ini semakin menarik.
Sutradara Martin Scorsese menciptakan mahakarya sinematik dengan The Wolf of Wall Street. Penggunaan kamera yang inovatif, pengeditan yang cerdas, dan desain produksi yang meriah membuat film ini memukau secara visual. Scorsese berhasil menangkap suasana glamor Wall Street dan kehidupan kelas atas yang penuh kemewahan berlebihan. Sutradara menghadirkan dunia saham yang penuh kelicikan dan kegilaan dengan cara yang sangat mengagumkan.
Film ini diawali dengan kehidupan Belfort pada masa kejayaannya, lalu flashback ketika ia menjadi karyawan pialang saham yang dua kali pindah perusahaan. Lalu akhirnya menjadikan Belfort paham bagaimana cara dunia saham bekerja. Pada akhirnya memutuskan membuat perusahaan sendiri.
Dalam perusahaan yang ia rintis sendiri, Belfort mengajarkan seluruh karyawannya bagaimana cara menipu klien dengan kata-kata manipulatif. Seperti, “Saham perusahaan ini akan sangat menguntungkan, dengan keuntungan berkali kali lipat,” begitu juga dengan kalimat, “anda tidak akan mengalami kerugian jika anda membeli saham di perusahaan ini”, dan masih banyak kalimat-kalimat manipulatif lainnya.
Selain aspek teknis, The Wolf of Wall Street juga menyampaikan pesan moral yang kuat. Film ini menunjukkan sisi gelap di dunia saham. Penonton menerima penjelasan yang jujur tentang konsekuensi dari perilaku tidak bermoral, keserakahan yang tak terbatas, dan konsep hedonisme. Oleh karena itu, dapat memberikan para penonton untuk mempertanyakan nilai-nilai serta prinsip yang sangat penting dalam hidup serta mengevaluasi tujuan hakiki dalam mencari penghasilan.
Film ini juga memiliki dialog yang tajam, humor kelam, dan adegan menegangkan. Plot yang terus bergerak penuh kejutan membuat penonton seolah-olah dilibatkan secara langsung sepanjang film. Premis cerita yang diangkat menawarkan pandangan mendalam seluk-beluk kehidupan pialang saham di Wall Street dan merangkum banyak kerumitan dunia saham.
Namun, penting untuk dicatat bahwa The Wolf of Wall Street adalah film yang kontroversial dan memiliki banyak konten yang banyak melenceng dari nilai-nilai sosial. Film ini menampilkan adegan telanjang, penyalahgunaan narkoba, dan bahasa yang tidak sopan. Dengan demikian, film ini lebih direkomendasikan untuk penonton yang lebih dewasa atau yang sudah cukup umur dengan kepekaan yang sesuai.
Menurut saya pribadi film ini dapat mengajarkan betapa pentingnya mencari uang secara legal. Karena ketika sang protagonis sudah bergelimang harta, dia digambarkan sangat kebingungan karena harus mencari cara untuk menyimpan uang yang dihasilkan dari penipuan tersebut. Akhirnya mengharuskan pemeran utama terjeremus dalam dunia obat-obatan agar memiliki ketenangan. Lalu film ini juga mengajarkan betapa pentingnya untuk hidup secukupnya dan tidak serakah. Dikarenakan hal-hal tersebut yang membuat keruntuhan dari suatu kejayaan, seperti kejayaan dari Jordan Belfort sang pemeran utama.
Secara keseluruhan, The Wolf of Wall Street adalah film yang menyenangkan dan menarik dengan menawarkan pemahaman mendalam tentang dunia saham. Akting yang mengesankan, arahan yang sangat baik, pesan moral yang kuat, dan naskah yang menarik membuat film ini layak untuk ditonton. Meski kontroversial, film ini menawarkan pandangan kritis terhadap ambisi dan keserakahan bisa menguasai manusia di dunia saham.
Editor: Naufal Rahendra
*Penulis adalah magang LPM Ekonomika