Waspada Barcode Palsu
Ilustrasi : Agung Bramasta
Oleh : Amanda Amelia R
Bacaekon – Di bulan ramadhan tahun ini, masyarakat dikejutkan dengan berita mengenai kasus penipuan yang dilakukan oleh seorang pria di Jakarta. Pria tersebut terpantau CCTV sedang mengganti stiker barcode kotak amal di berbagai masjid yang menjadi targetnya. Barcode atau QR Code ia ubah agar sedekah dari jamaah masjid justru masuk ke akun miliknya.
Dilansir dari Kompas.TV, pelaku sudah ditangkap Polda Metro Jaya dan mengaku bahwa ia telah memasang QRIS palsu di 38 titik. Diantara titik tersebut, sebagian besar meliputi beberapa masjid besar di Jakarta. Diantaranya seperti, Masjid Istiqlal, Masjid Sunda Kelapa, Masjid Cut Mutia dan lainnya. Tidak hanya masjid, pelaku juga memasang di pusat keramaian dan tempat perbelanjaan.
Kasus tersebut menjadi peringatan untuk kita agar lebih berhati-hati dalam pemanfaatan QR Code sebagai metode pembayaran. Berikut tips-tips yang dapat diperhatikan agar terhindar dari modus penipuan terkait QR Code palsu:
Pertama, pastikan barcode tersebut mencurigakan atau tidak. Perlunya melihat secara teliti sebelum melakukan pemindaian. Pada barcode palsu informasi yang tertera justru lebih detail, salah satunya adanya logo tambahan yang mengindikasikan pembayaran dapat dilakukan dengan berbagai macam e-wallet, berbagai rekening bank, dan sebagainya. Berbeda dengan barcode asli justru tidak menambahkan logo apapun. Disamping itu, barcode asli justru berisikan informasi yang meliputi:
- Logo dan deskripsi QRIS
- Logo GPN
- Nama merchant
- National merchant ID
- Terminal ID
- QR Code
- Slogan “SATU QRIS UNTUK SEMUA”
- Cek aplikasi penyelenggara
- Cara pakai QRIS
- Dicetak oleh: [Kode NNS] dan Versi Cetak: [versi QRIS].[dd].[mm].[yy]
Kedua, URL dipersingkat. Setelah memindai QR Code, sebaiknya meninjau kembali apabila link yang tertera berupa link singkat. Sebab, apabila mendapati link yang dipersingkat, adanya indikasi penipuan. QR Code tidak memiliki alasan kuat untuk mempersingkat link tautan.
Ketiga, periksa apakah barcode ditempel di stiker yang asli. Diketahui dari kasus lalu, stiker palsu ditempelkan di atas stiker barcode yang asli. Pelaku langsung menempelkan tanpa melepas stiker yang asli. Sehingga, perlunya diperiksa apakah stiker tersebut ditimpa atau tidak. Tentunya terdapat perbedaan dan stiker yang ditimpa akan mudah dikelupas.
Keempat, pastikan nama penerima atau tujuan berasal dari lembaga resmi. Kode yang benar akan menunjukkan nama penerima yang sesuai. Maka, perlu dicurigai bila informasi penerima menunjukan nama seseorang. Selain itu, periksa ulang sebelum melakukan transaksi, nama yang tertera seharusnya sesuai dengan lembaga atau tempat yang kita kunjungi. Misalnya, ketika kita melakukan transaksi pembelian di suatu toserba bernama Y, maka nama penerima juga menunjukkan Toserba Y.
Perhatikan pula tujuan atau rekening yang muncul saat memindai kode. Apakah dana yang akan ditransfer ditujukan ke sebuah rekening pribadi atau rekening lembaga resmi. Sebagian besar lembaga memiliki rekening khusus untuk memisahkan antara dana bersama dengan pribadi. Jika tertera nama perseorangan, penting untuk memastikan kepada pihak yang bersangkutan. Pemisahan dana ini sudah menjadi hal umum dan memang harus dilakukan. Pun dapat menjadi salah satu bukti bahwa dana terkumpul ke lembaga resmi.
Kelima, tinjau QR Code. Gunakan aplikasi scan barcode, Kaspersky QR Scanner, atau aplikasi sejenisnya untuk memeriksa kode. Tips ini akan dapat meminimalisir pengiriman dana yang salah sasaran. Upayakan menginstal aplikasi pemindai QR Code, baik pengguna Android maupun IOS. Penggunaan aplikasi tersebut cenderung mudah digunakan. Cukup dengan membuka aplikasi tersebut dan arahkan ponsel ke kode. Tidak lama aplikasi akan memproses analisis kode dan memberikan informasi terkait kode yang di scan.
Kemajuan teknologi tentu membawa dampak positif bagi pengguna. Terlebih meningkatkan efektivitas dan efisiensi suatu pekerjaan. Begitu juga dengan adanya pembayaran via QR Code. Terlepas dari keuntungan yang didapat, kita juga perlu menimang adanya kelemahan yang ditimbulkan. Kasus pemalsuan QR Code perlu menjadi perhatian lebih untuk kita dalam pemanfaatan teknologi agar tetap berhati-hati saat menggunakannya.
Editor: Nur’Alif Nafilah