25.6 C
Yogyakarta
Friday, November 7, 2025
HomeBerita“Menyoroti Eksistensi dari Adanya Akun UII Cantik-Ganteng: Polemik Sosial yang Terjadi di...

“Menyoroti Eksistensi dari Adanya Akun UII Cantik-Ganteng: Polemik Sosial yang Terjadi di Kalangan Mahasiswa”

Belakangan ini, munculnya akun media sosial dengan nama “UII Cantik Ganteng” (UCG) di platform, seperti Tiktok dan Instagram kembali ramai di kalangan mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII). Dalam beberapa minggu terakhir, kemunculan akun ini memicu berbagai keresahan, lantaran unggahan foto dan video yang dinilai oleh beberapa pihak berpotensi akan mencemarkan nama baik institusi, serta timbulnya beberapa komentar yang dinilai kurang etis dan mengacu pada pelecehan verbal. Sehubungan dengan hal ini, permasalahan lainnya timbul terkait praktik pengelolaan akun yang menyisipkan promosi (paid promote) di beberapa konten foto-foto mahasiswa UII. Pada unggahan foto individu mahasiswa yang memiliki viewers tinggi dengan diikuti peningkatan jumlah pengikut (followers) yang semakin bertambah mengakibatkan kondisi tersebut kemudian dimanfaatkan oleh pengelola akun untuk membuka ruang promosi berbayar (endorsement). Sangat disayangkan seringkali dalam praktiknya justru masih banyak foto-foto mahasiswa yang diunggah tanpa adanya persetujuan jelas dari pihak yang bersangkutan.

Beberapa mahasiswa Universitas Islam Indonesia menganggap bahwa penggunaan ruang digital melalui akun UII cantik ganteng dinilai kurang tepat, khususnya ketika foto-foto personal digunakan untuk menghasilkan uang melalui paid promote karena memanfaatkan engagement yang tinggi agar akun tetap viral dan menarik minat pengiklan.

(Sumber gambar: tangkapan layar dari akun instagram/@uiicantikganteng)

“Kalau foto orang dalam konteks promosi tanpa izin bisa dilaporkan, kecuali dalam persetujuan antara pihak atau sudah bekerja sama, seharusnya untuk promosi dibuatkan akun sendiri dan Brand Ambassadornya sendiri”, ujar salah satu mahasiswa UII.

Selain isu komersial, pada akun “UII Cantik Ganteng” pada kolom komentar di beberapa postingannya ditemukan komentar-komentar yang mengarah pada pelecehan verbal. Sejumlah mahasiswa UII saat diwawancarai menyatakan bahwa penggunaan foto yang mengesankan gaya hidup tertentu atau penampilan yang tidak selaras dengan nilai-nilai yang dianut universitas dapat mengakibatkan rusaknya citra kampus. “Negatifnya dapat mencemarkan nama kampus, seperti foto-foto yang tidak mencerminkan nilai kampus dan pada kolom komentar yang berisi pelecehan verbal. Jika memang ingin tetap diunggah, sebaiknya lebih dipilah-pilah foto orang yang akan diunggah, terutama yang perempuan” ujar salah satu mahasiswa UII.

(Sumber gambar: tangkapan layar dari akun instagram/@uiicantikganteng)

Komentar dengan konotasi negatif tidak hanya merendahkan martabat individu, tetapi juga memperkuat budaya objektifikasi dan pelecehan di ruang digital. Media sosial seharusnya menjadi ruang apresiasi, bukan ruang untuk menormalisasi pelecehan verbal dan stereotip fisik.

Meskipun sebagian mahasiswa menganggap keberadaan konten-konten tersebut sebatas hiburan dan cara untuk mencari exposure atau ketenaran. Pandangan mahasiswa lainnya menganggap bahwa tindakan tersebut hanya akan menimbulkan klasifikasi kelayakan visual individu. 

Sebagian mahasiswa UII lebih bangga meraih exposure ketika mendapatkan capaian prestasi akademik daripada sekadar berlomba dalam penampilan fisik di akun tersebut. Dari pandangan tersebut, para mahasiswa sepakat bahwa eksistensi digital memang penting di era modern, terutama dalam konteks personal branding. Namun, hal itu tetap harus diimbangi dengan penghargaan terhadap privasi, pencapaian akademik, serta etika bermedia sosial agar tidak merugikan pihak manapun dan tetap menjaga nama baik institusi.

Narasi: Shinta Indira Az-zahra dan Tim Redaksi

Editor: Yohana 

Ilustrator: Haya Zahwa Alimah 

TERKAIT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -
LPM Ekonomika FBE UII

Terpopuler