Berita Kampus

Simulasi Aksi, Gerbang Mahasiswa Mengawal Demokrasi

Foto : ikrar

Oleh : Retno Puspito Sari

Negara kita memiliki histori yang panjang tentang peran dan gerak mahasiswa dalam mengawal kemerdekaan hingga reformasi. Maka dari itu, salah satu agenda di hari ketiga Pesona Ta’aruf  Universitas Islam Indonesia (Pesta UII) 2019 adalah Manajemen dan Simulasi Aksi. Simulasi Aksi merupakan agenda tahunan yang selalu diberikan kepada mahasiswa baru saat ospek tingkat universitas. Simulasi Aksi yang dilakukan di halaman Fakultas Kedokteran UII ini merupakan konsep yang diusulkan oleh Komisi A, yang bertujuan untuk merepresentasikan salah satu fungsi mahasiswa, yaitu sebagai agent of change. “Mahasiswa kan sebagai agen perubahan, ketika suara rakyat tidak tersampaikan, mahasiswa itu turun,” jelas Ary Cicut Pratama, Koordinator Acara Pesta UII 2019.

Simulasi Aksi diberikan kepada mahasiswa baru agar mereka paham bagaimana tata cara, manajemen, serta siapa saja yang terlibat. “Biar mahasiswa tidak kaget, paham bagaimana melakukan aksi, tips-tips aksi tu apa aja,” jelas Cicut. Dengan mengetahui esensi serta perangkat aksi, diharapkan para mahasiswa baru dapat memaknai sebuah aksi yang memegang kepentingan rakyat. Alasan ini tentu juga mendukung fungsi mahasiswa yang menjadi agent of change.

Di era sekarang penyampaian pendapat melalui aksi masih sering dilakukan. Menurut Cicut pemberian bekal mengenai Simulasi Aksi di Pesta masih relevan dengan kehidupan mahasiswa yang sebenarnya. Begitupun menurut Suhada, salah satu mahasiswa baru prodi Ekonomi Islam, bahwa pemerintah masih perlu dikawal untuk mewujudkan iklim demokrasi yang ideal. “Apalagi negara kita yang masih dibilang berkembang, masih banyak penyelewengan, jual beli kursi, dan yang lain-lainnya lagi lah. Jadi masih relevan diterapkan bagi orang-orang yang punya akal,” jelas Suhada. Suhada juga mengatakan bahwa ia mendapatkan manfaat dari Simulasi Aksi, seperti ilmu untuk bertindak kedepannya, dan bagaimana sikap dalam menanggapi fenomena yang kurang bagus yang berasal dari instansi pemerintahan.

Simulasi Aksi juga memiliki kendala dalam pelaksanaannya. Banyak peserta dinilai tidak kondusif, serta antusiasme yang kurang. “Saat orator membicarakan tentang lingkungan, tetapi para peserta yang di bawah itu tidak sejalan atau tidak sepemikiran dengan orator,” tambah Suhada. Selain itu, Suhada juga berharap kepada semua mahasiswa baru agar jangan mau menjadi boneka pemerintah.

Reporter : Ikrar

Editor : Ikrar

1755 Total Views 1 Views Today

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *