Kampus Opini

Pemilwa Fakultas Bisnis dan Ekonomika 2025: Harapan dan Tantangan dari Perspektif Organisasi Mahasiswa

WhatsApp Image 2025-01-14 at 18.33.24_3dd2b847

 

Pemilwa tahun ini menghadirkan berbagai harapan dan tantangan bagi banyak pihak. Beberapa pengurus dari organisasi kemahasiswaan memberikan pandangan mereka tentang jalannya Pemilwa serta bagaimana peran calon legislatif ke depan. Mereka mengungkapkan pandangan terkait proses Pemilwa, serta harapan agar kandidat yang terpilih dapat membawa perubahan positif di kampus.

Sebagai bagian dari organisasi kampus, saya melihat Pemilwa tahun ini terasa lebih segar dengan beberapa kemajuan yang terlihat. Namun, tidak bisa dipungkiri, tantangan yang sama seperti isu negatif dan kurangnya partisipasi aktif masih terus muncul setiap tahun. Meski begitu, saya tetap percaya Pemilwa adalah momen penting untuk memperkuat semangat demokrasi di kampus. Harapan saya sederhana, mereka yang terpilih harus mampu membawa perubahan nyata yang benar-benar menjawab kebutuhan mahasiswa dan mengakhiri tradisi rutinitas yang tidak memberi dampak berarti.

Dalam perbincangan mengenai Pemilihan Umum Mahasiswa (Pemilwa) tahun ini, Ghibran, yang menjabat sebagai Sekretaris Umum Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) Fakultas Bisnis Ekonomika periode 2023-2024, memberikan pandangannya yang mendalam. Ia memulai dengan memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan Pemilwa yang lebih cepat tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya. “Pemilwa itu bagus menurutku. Apalagi kan di tahun sekarang, Pemilwa itu lebih cepat diadakan. Supaya untuk generasinya itu bisa lebih cepat. Bukan kayak kemarin-kemarin gitu ya, yang menyebabkan mundurnya periodisasi suatu lembaga,” ujar Ghibran. Menurutnya, percepatan ini dapat memperbaiki alur periodisasi lembaga, khususnya untuk Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) dan Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM).

Ghibran memberikan pendapat positif dari segi kuantitas. Ia menyebutkan bahwa jumlah calon legislatif pada tahun ini meningkat dibandingkan tahun lalu. “Dari segi kuantitas, ya Alhamdulillah, ada penambahan satu calon. Karena tahun kemarin itu hanya ada empat, dimana tiga untuk DPM, satu mandataris untuk LEM. Sekarang kan otomatis empat untuk DPM, satu mandataris untuk LEM,” paparnya. Penambahan jumlah calon legislatif ini membuat pembagian jabatan di DPM menjadi lebih merata. Ghibran melanjutkan, “Jadinya untuk DPM-nya sendiri itu bertambah menjadi empat. Sehingga untuk pembagian proporsi kedudukannya, jabatannya itu bisa dibilang rata lah.” Meski begitu, ia menekankan bahwa idealnya DPM seharusnya memiliki lima calon legislatif agar pembagian jabatan dapat lebih merata. “Harusnya itu DPM itu berlima, dimana ketua itu satu, sekjen itu satu, ketua komisi satu, dua, tiga itu kan masing-masing satu, dan totalnya itu lima. Dan mandataris itu satu. Jadi enam,” jelas Ghibran

Selain dari segi kuantitas, Ghibran juga mengomentari kualitas calon legislatif yang maju dalam Pemilwa tahun ini. Ia menyebutkan bahwa setelah menyaksikan orasi publik para calon, ia melihat beberapa hal yang menarik, terutama terkait dengan perubahan yang mereka usung untuk organisasi di Fakultas Bisnis Ekonomika. “Dari yang mereka sampaikan sih, ada beberapa yang saya sukai. Terkait khususnya terkait kayak perubahan-perubahan apa yang mereka mau bawakan untuk FBE kedepannya, untuk organisasi di FBE kedepannya,” ungkap nya. Salah satu pertanyaan yang muncul dalam orasi publik adalah tentang perubahan apa yang ingin dibawa oleh calon legislatif tersebut. Ghibran menjelaskan, “Karena kan ada salah satu penanya itu, yang saya kenal juga kebetulan teman saya, itu menanyakan perubahan apa yang kalian ingin bawakan. Karena yang dia alami sendiri itu, beberapa tahun belakangan ini, organisasi khususnya DPM & LEM itu sama aja.” Ghibran pun mencatat bahwa calon legislatif menyampaikan bahwa perubahan akan ada, namun mereka baru dapat mewujudkannya setelah terpilih dan menjadi bagian dari lembaga.

Tentunya, harapan Ghibran sebagai bagian dari organisasi mahasiswa adalah agar para calon legislatif dapat membawa perubahan yang signifikan dan memperbaiki budaya-budaya yang tidak sesuai dengan aturan yang ada. “Harapannya ya mereka bisa bawa perubahan lah. Perubahannya yang cukup signifikan, dan terkait budaya-budaya yang nggak jelas di FBE ini, bisa mereka ubah lah. Yang kita sesuai dengan aturan yang sesuai, khususnya PKM, PDKM gitu kan,” Tegasnya. Ghibran berharap bahwa dengan adanya calon legislatif yang lebih berkualitas, perubahan positif bagi FBE dan organisasi di dalamnya dapat terwujud.

Pandangan serupa juga diungkapkan oleh Muhammad Zaidan dari Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi (HMJA). Ia menilai bahwa Pemilwa kali ini berjalan lebih cepat dan lebih efisien dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Meskipun demikian, Zaidan mengakui bahwa tetap ada dinamika yang muncul, seperti berita-berita negatif dan black campaign yang tak terhindarkan dalam setiap proses pemilihan. “Pemilwa tahun ini menunjukkan perkembangan yang sangat positif dari sisi efisiensi. Masa transisinya lebih cepat dan lebih terorganisir, tetapi tentunya ada tantangan, termasuk black campaign yang sempat beredar. Itu semua bagian dari demokrasi yang tidak bisa dihindari,” jelas Zaidan.

Zaidan berharap agar para calon legislatif yang terpilih nanti mampu menjadi pemimpin yang mengutamakan kepentingan mahasiswa dan lembaga, tanpa memandang latar belakang politik pengusung mereka. “Para calon legislatif harus menyadari bahwa tugas mereka adalah untuk melayani mahasiswa dan lembaga dengan integritas tinggi. Mereka harus mampu membawa perubahan positif, terutama dalam keselarasan budaya yang ada di Fakultas Bisnis dan Ekonomi (FBE),” tambah Zaidan.

Sementara itu, Algifari, yang berasal dari Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen (HMJM) juga memberikan penilaiannya. Bahwa Pemilwa kali ini menghadirkan kesempatan besar bagi mahasiswa untuk memilih pemimpin yang benar-benar amanah. Ia berharap kandidat yang terpilih dapat menjadi pribadi yang jujur, adil, dan bertanggung jawab. Algi menekankan pentingnya niat yang tulus dalam setiap keputusan yang diambil. “Saya berharap, untuk kandidat yang terpilih ke depannya, mereka tetap menjadi pribadi yang jujur, adil, dan bertanggung jawab. Semoga segala keputusan yang diambil selalu didasari niat tulus untuk kepentingan bersama. Menjadi pemimpin yang amanah adalah hal yang penting, dengan mengutamakan kemaslahatan umat dan menjadi teladan kebaikan bagi semua,” ujar Algi.

Algi juga mengingatkan akan pentingnya amanah dalam kepemimpinan, yang ia kaitkan dengan Surah An-Nisa, yang berbunyi: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya dan menyuruh kamu, apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.” (An-Nisa: 58). Menurutnya, calon pemimpin harus senantiasa menegakkan keadilan dan memegang amanah dengan sebaik-baiknya, untuk kebaikan bersama.

Pemilwa tahun ini mencerminkan sebuah langkah maju yang patut diapresiasi, baik dari segi percepatan proses maupun peningkatan jumlah calon legislatif. Meskipun demikian, isu-isu lama seperti berita negatif dan kurangnya partisipasi aktif masih menjadi tantangan yang harus diatasi. Berdasarkan pandangan para narasumber, mulai dari Ghibran yang menyoroti pentingnya perubahan signifikan dalam budaya organisasi, Zaidan yang menekankan efisiensi proses dan integritas kandidat, hingga Algi yang menegaskan pentingnya amanah dan keadilan, terlihat harapan yang sama yaitu Pemilwa harus menjadi titik awal perubahan positif. Sebagai bagian dari organisasi kampus, saya pun berharap mereka yang terpilih dapat mewujudkan visi mereka dengan penuh tanggung jawab, membawa inovasi nyata, serta menjawab kebutuhan mahasiswa dengan baik.

 

Narasi: Giezka Nashita

Ilustrasi: Rakryan Narendra Krisna Murti

263 Total Views 2 Views Today

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *