Menilik Keefektifan Fungsi Fasilitas Smart Boards
Ilustrasi: Agung Bramasta
Narasi: Amanda Amelia R
Bacaekon – Demi memaksimalkan kegiatan belajar mengajar di kampus FBE UII, perlu didukung dengan fasilitas yang memadai. Fungsi dari fasilitas tersebut tentunya untuk memperlancar proses pembelajaran dan menunjang kualitas akademik yang ada. Salah satu diantaranya adalah fasilitas smart board, yang telah tersedia di beberapa ruang kelas kampus FBE UII.
Secara garis besar, Smart board atau dikenal dengan sebutan papan tulis interaktif merupakan papan tulis digital yang kinerjanya tidak jauh berbeda dengan sistem komputer. Papan tulis ini termasuk salah satu aplikasi teknologi berupa layar sentuh. Dilengkapi dengan pena yang berfungsi layaknya seperti pena biasa dengan berbagai warna dan sekaligus dapat berfungsi sebagai penghapus.
Adanya fasilitas baru ini diketahui sebagai bentuk upaya memperlancar proses belajar mengajar pada saat masa transisi pembelajaran. Masa dimana peralihan metode pembelajaran dari daring ke luring. Terlebih lagi papan tulis ini berguna untuk pembelajaran yang cenderung menggunakan metode hybrid. Kepala Urusan Perbekalan dan Rumah Tangga FBE UII, bapak Hamam Dwi Riyanto, menuturkan bahwa “Kita mencoba untuk mempermudah sistem belajar mengajar di rumah itu kan, sehingga di rumah bisa lebih interaktif dengan dosen mengajar.”
Dalam proses kegiatan perkuliahan tidak seluruh dosen menerapkan metode hybrid, dikarenakan mengingat pengadaan smart board yang terbatas. Proses adaptasi beserta harga yang relatif mahal menjadi alasan utama jumlah smart board hanya berjumlah sebelas buah. Sehingga, apabila dosen ingin menggunakan fasilitas ini, perlu melalui mekanisme request pada mata kuliah yang diinginkan. Smart board ini hanya di letakkan pada lantai satu, sehingga apabila terdapat suatu kendala dapat dengan sigap ditangani, mempermudah proses controlling, dan maintenance. “Dari sebelas itu kita tempatkan di kelas-kelas tertentu dan kita komunikasikan dengan akademik. Dosen yang request menggunakan itu, ruang kelasnya ya disitu, contoh saya taruh di kelas 1/1B, jadi akademik jadwalnya tu, dosen yang minta tu ya di kelasnya situ,” tambah Hamam.
Faktor lain yang ditinjau untuk dapat menggunakan fasilitas ini juga dilihat dari matakuliah masing-masing dosen. Apakah memang diperlukan smart board ataukah dengan proyektor serta papan tulis sudah cukup. Tidak terkecuali, salah satu dosen prodi manajemen, ibu Istyakara Muslichah. Ruangan yang sering digunakan cenderung ruang laboratorium komputer. Sehingga jarang untuk memanfaatkan fasilitas ini, terlebih lokasi ruangannya dominan berada di lantai dua agar mobilitas dari ruang prodi juga lebih dekat.
“Saya di lab komp, kebanyakan di lab komp semua. Saya matakuliah semester ini lab komp semua cuman satu yang ngga, ya itu yang tadinya kelasnya di lantai tiga, tapi kemarin sempat ada kuliah pengganti itu ditaruh di kelas yang P yang ada smart board-nya,” jelas Istyakara.
Pada saat awal pengadaan fasilitas ini, pihak kampus mengadakan sosialisasi untuk para dosen sebagai perkenalan teknologi baru dalam pembelajaran. Meskipun begitu, seiring berjalannya waktu, terlihat masih banyak dosen yang tidak memanfaatkannya. Hal ini terjadi karena kemungkinan tidak familiarnya dosen dengan teknologi tersebut. Terlebih selama satu-dua semester sudah dilakukan secara luring. Efektivitasnya hanya pada saat transisi daring ke luring akibat diaplikasikan secara optimal. Oleh karena itu, untuk pengadaan kembali belum dianggarkan melihat dari efisiensi pemakaiannya. Bapak Djatiantoro, selaku kepala Divisi Umum dan Rumah Tangga juga menambahkan, “Ada dua hal yang kondisi itu kita maklumi, sumber daya kita kan terbatas, membeli itu kan mahal, sehingga ada pihak dosen yang tidak familiar.”
Adakala smart board ini dapat digunakan untuk kegiatan lain selain pembelajaran di kelas. Seperti pertemuan dengan pihak eksternal kampus ataupun agenda rapat yang mengharuskan menggunakan papan ini. Namun, apabila dimanfaatkan untuk kegiatan lain tersebut, justru menjadi pertimbangan yang sulit. Pasalnya, adanya kemungkinan file dokumen materi dosen yang tersimpan di smart board tersebut. Dikhawatirkan dosen yang mengajar akan kesusahan mencari materinya dikarenakan sering menggunakan fasilitas tersebut.
Perihal pertimbangan tersebut menjadi poin utama untuk lebih ditinjau dan diperhatikan lagi agar pemanfaatan fasilitas ini lebih maksimal. Fasilitas yang sudah dianggarkan lebih baik dialih fungsikan apabila dalam proses belajar mengajar sudah jarang digunakan lagi. Anggaran yang sudah dikeluarkan untuk kebutuhan smart board pun akan lebih efektif disamping dengan seringnya papan ini digunakan.
Smart board salah satu upaya Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII untuk mencoba memberi fasilitas yang terbaik sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada. Didukung dengan pemberian sosialisasi, dan masa adaptasi untuk melihat seberapa efektivitasnya fasilitas tersebut digunakan. Meskipun pengadaan fasilitas tersebut tergolong mahal dan hanya dianggarkan beberapa saja, diharapkan untuk digunakan semaksimal mungkin. Upaya ini dilakukan tidak lain untuk menunjang aktivitas akademik dan keberlangsungan proses pembelajaran yang efisien.
Reporter: Amanda, Alif, Tyas
Editor: Nur’Alif Nafilah