Memahami Mindfulness sebagai Cara Mendekatkan Diri kepada Tuhan
Ilustrasi: Amellya Candra
Narasi: Retno Puspito Sari
Bacaekon.com-Hidup memang kadang kala berjalan tak sesuai keinginan. Kadang sudah merencanakan sebaik mungkin, tetapi pasti ada saja yang mengganjal. Sudah menjalankan sesuai rencana, tetapi akhirnya tidak sesuai ekspektasi. Atau kalau sesuai jokes yang beredar di media sosial “Namanya juga hidup. Kadang di bawah, kadang di bawah banget.”
Ditambah lagi pandemi yang sudah terjadi selama hampir dua tahun ini. Semua aspek kehidupan berubah menjadi daring. Mulai dari perkuliahan hingga pekerjaan. Dengan sistem daring, semua hal menjadi tidak terbatas. Waktu kuliah atau bekerja menjadi sangat fleksibel. Memang hal tersebut menguntungkan. Namun kadang kala adanya malah menyusahkan, entah deadline yang mepet atau jam kerja menjadi tidak jelas. Hal ini kadang menimbulkan rasa gelisah, hilang arah, cemas, stress, bahkan depresi.
Namun kita bisa menyadari apa yang terjadi dengan diri kita. Hal ini dikenal dengan mindfulness atau dalam bahasa gampangnya living in the present moment. Menurut Kabat-Zinn (1994) Mindfulness melibatkan memperhatikan dengan cara tertentu: dengan sengaja, pada saat ini, dan tidak menghakimi (Melbourne Academic Mindfulness Interest Group, 2006). Kualitas kesadaran dalam mindfulness meliputi keterbukaan atau penerimaan, rasa ingin tahu, dan sikap tidak menghakimi. Mindfulness menjadi salah satu cara yang diharapkan dapat mengurangi kehidupan yang penuh tekanan ini.
Ternyata, dalam Islam telah diajarkan tentang mindfulness itu sendiri. Mengutip dari Dwidiyanti et al. (2018), mindfulness spiritual Islam merupakan latihan pelibatan Allah sebagai Tuhan dalam setiap proses kehidupan, dengan tujuan untuk membantu individu agar secara sadar dapat memahami kondisi yang dihadapi bukan sebagai kebetulan, namun hal tersebut terjadi karena kehendak Allah. Hal pertama dalam mindfulness adalah sadar penuh dan hadir secara utuh dengan apa yang dialami. Kesadaran diri akan diperoleh jika individu tersebut telah mengenal dirinya sendiri. Karena dengan mengenal diri sendiri, maka akan mengenal Tuhan.
Living in the present moment berarti mengingat Allah dalam kondisi dan posisi apapun. Mindfulness dalam Islam sebenarnya akan mendekatkan diri kepada Allah SWT, menyadari bahwa manusia diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah dan tidak dapat hidup tanpa-Nya. Tidak ada hal yang lebih kecuali ketenangan, rasa aman, dan kebahagiaan yang didapat dengan dekat kepada Tuhan.
Segala ujian dan cobaan yang diberikan bukanlah datang tanpa sebab. Allah tidak akan memberikan cobaan yang melebihi kemampuan hambanya. Dengan kita menyadari apa yang terjadi, berarti Allah juga mempercayai hambanya mampu menjalani segala cobaan. Serta cobaan tersebut merupakan panggilan kepada hamba-Nya agar dekat dengan-Nya dan menyadari bahwa Allah lah sang Maha Penolong.
Mindfulness menghindarkan individu dari keputusan sesaat yang nantinya berpotensi merugikan diri sendiri. Karena individu tersebut akan mengidentifikasi dan mencerna permasalahan tersebut, serta mengelola cara pandang apa hal yang menurutnya penting. Mindfulness dalam Islam dapat dilakukan dengan cara berdoa, berikhtiar, dan bertawakal: merupakan suatu proses untuk penyembuhan diri.
Editor: Ikrar Aruming Wilujeng