KPU Goes To Campus, Meminimalisir Golput dengan A5 Corner
Foto : Tribunnews.com
Oleh : Rintan Falah Ispridevi dan Hikmah Nurul Qomar
Bacaekon.com, Kampus-Rabu (13/03/2019), hall tengah Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (FE UII) memiliki suasana yang berbeda. Mahasiswa tampak antre dengan rapi di depan meja yang tersusun. Masyarakat Indonesia telah mengetahui bahwa tahun ini adalah tahun politik karena bertepatan dengan adanya Pemilihan Umum Presiden dan Legislatif serentak pada tanggal 17 April 2019. 32 hari lagi menuju Pemilihan Umum, membuat Komisi Pemilihan Umum (KPU) semakin gencar dalam melaksanakan sosialisasi pemilu kepada seluruh lapisan masyarakat.
Yogyakarta menjadi salah satu kota yang ramai akan pendatang karena memiliki banyak perguruan tinggi, sehingga dikenal sebagai pilihan tempat tujuan melanjutkan pendidikan, menjadikannya ramai akan perantau. Muhammad Reza Dwi Iriansyah, selaku staf jaringan dan Advokasi menuturkan bahwa lembaga pemerintah mengatakan bahwa pemilih pada pemilu kali ini mayoritas adalah anak muda. Maka dari itu, mahasiswa menjadi bagian besar dalam pesta demokrasi lima tahunan ini. Sedangkan, pemilu yang akan dilaksanakan pada bulan April tidak bertepatan dengan jadwal libur kuliah yang menjadikan mahasiswa berpikir dua kali untuk sekadar pulang mengikuti pemilu.
KPU Sleman melaksanakan sosialisasi ke berbagai tempat termasuk di beberapa universitas salah satunya UII. Dengan menggelar sosialisasi yang bertajuk KPU Goes To Campus, KPU Kota Yogyakarta menargetkan para pemilih pemula untuk mau mendaftarkan diri mengurus formulir A5 (surat pindah memilih –red) agar tetap bisa memilih tanpa harus pulang ke alamat yang tertera di KTP. Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) Fakultas Ekonomi, UII yang berkoordinasi dengan KPU Sleman, kali ini menggelar stand pendaftaran pemilu formulir A5 melalui A5 Corner di hall tengah Fakultas Ekonomi, pada pukul 11.30 WIB.
Risyad Lazuardi, selaku kepala departemen jaringan dan advokasi LEM sebagai penghubung antara KPU dan FE UII mengatakan bahwa A5 Corner merupakan salah satu pengendalian golput (golongan putih –red) mahasiswa yang berasal dari luar Yogyakarta. “Kita bisa memilih, dan sudah waktunya milih, kenapa harus golput. Apalagi kita sudah memfasilitasi dengan datangnya KPU ke kampus” ungkapnya saat ditemui di ruang lembaga, Jumat (15/3).
Syarat untuk mengurus tempat pemilihan juga terbilang mudah, mahasiswa hanya perlu mengecek untuk memastikan dirinya telah terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) serta melakukan pendaftaran secara online. Kemudian membawa bukti bahwa telah terdaftar di DPT, E-KTP, Fotocopy Kartu Keluarga ke layanan A5 Corner. Untuk tahap selanjutnya, KPU menghimpun formulir yang telah di isi dan akan di cap kemudian diserahkan kembali kepada mahasiswa. Menurut Reza, hari pengembalian formulir oleh KPU belum ditentukan. Namun, dengan adanya pengembalian formulir kepada KPU untuk di cap kembali, dikhawatirkan ada formulir yang kurang atau tertinggal ketika hari penyerahan kepada mahasiswa.
Salah satu mahasiswi Manajemen FE UII, Jessy Septalista yang ikut mengurus formulir A5 di A5 Corner mengungkapan bahwa adanya formulir ini sangat membantu para mahasiswa perantau. “Menolong banget buat yang ingin haknya untuk memilih terpenuhi tapi terkendala tidak berada di daerah asal, bagus dan solutif,” jelas Jessy. Lain halnya dengan pernyataan Vinesya, salah satu mahasiswi Akuntansi FE UII tidak mengurus formulir A5. Vinesya menyayangkan hari yang disediakan untuk mengurus formulir A5 terlalu cepat, sehingga ia tidak sempat untuk mengurusnya. Ia juga merasa merugi dan kecewa karena tidak bisa memanfaatkan hak suara untuk memilih.
Di akhir wawancara Risyad mengutarakan harapannya terhadap sistem A5 ini yang diadakan oleh KPU, berharap kedepannya program tersebut tetap ada dan menjadi lebih baik lagi untuk mengkoordinasikan ke pihak universitas dan fakultas agar kepengurusan form pemindahan pemilihan memiliki waktu yang panjang. “Harapannya sih untuk setelah nya diusahakan nantinya ada lagi A5, KPU bisa memastikan gitu siapa yang bisa siapa yang menjadi koordinator untuk FE dan koordinator universitas.” Selain itu, Reza juga tidak lupa untuk memberikan pesannya. Ia berpesan bahwa manusia itu tidak terpaku oleh dirinya sendiri dan segala sesuatu pasti ada campur tangan orang lain dan Tuhan. Sehingga mahasiswa harus ikut berkontribusi terutama untuk negaranya, setidaknya langkah kecil berarti untuk lima tahun kedepan.
Reporter : Rintan,Sarah, Agung, Karin, Hikmah.