Berita Yogyakarta

Gerakan Masif Rakyat #GejayanMemanggil

Foto : Kevin

Oleh : Andi Nur Azizah Hafsah

(23/09/2019) Simpang tiga Jl. Affandi (Gejayan) menuju Jl. Colombo berubah menjadi panggung orasi dari aksi #GejayanMemanggil. Aksi ini dihadiri oleh kurang lebih 5000 orang yang tergabung dalam “Aliansi Rakyat Bergerak”. Aliansi yang diinisiasi oleh mahasiswa dari berbagai universitas di Yogyakarta ini digerakkan secara kolektif, dan bertujuan untuk menyuarakan keresahan masyarakat akan semua isu nasional yang terjadi di Indonesia.

Aksi tersebut menyuarakan penolakan atas pasal-pasal yang bermasalah dalam beberapa revisi undang-undang seperti RUU KUHP, RUU Ketenagakerjaan, UU pertanahan, kasus pembakaran hutan, dan UU-PKS yang tak kunjung disahkan pun tak luput disuarakan.

Melihat urgensi dari aksi #GejayanMemanggil, mengundang banyak organisasi untuk ikut bergabung. Salah satunya adalah Lavender Study Club. Pipin Jamson, perwakilan dari organisasi ini mengatakan bahwa ia dan kawan-kawan feminis hadir untuk memberikan dukungannya kepada mahasiswa yang telah menginisiasi aksi ini. Pipin juga turut serta dalam melakukan orasi di panggung aksi sebagai bentuk suara dari kaum wanita. “Pada tahun 1998 dulu, suara ibu peduli adalah bagian dari sejarah yang paling penting bahwa perempuan juga turut andil dalam mempertahankan ruang demokrasi, pada saat itu untuk menyerukan reformasi,” jelas Pipin mengenai peran wanita dalam demokrasi.

Kebebasan dalam menyampaikan pendapat pada aksi kali ini juga sangat dirasakan oleh Jo, mahasiswa asal Papua yang menempuh pendidikan di Universitas Mercu Buana Yogyakarta, “aku pribadi lebih merasa aman tinggal di Jogja menyampaikan pendapat politikku dari pada di Papua yang dikecam terror, intimidasi, penyiksaan, pemukulan, pembantaian…,” Ia menuturkan aksi yang dilakukan teman-temannya di Papua juga merupakan aksi damai, namun pemerintah merespon aksi tersebut dengan menurunkan aparat keamanan secara berlebihan, sehingga masyarakat merasa terintimidasi.

Kenyamanan dalam menyampaikan pendapat tersebut juga didukung oleh manajemen aksi yang terorganisir. Aksi #GejayanMemanggil dimulai dari pengumpulan massa aksi pukul 11.00 WIB di tiga titik kumpul, yaitu Gerbang Utama kampus Sanata Dharma, Pertigaan Revolusi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, dan Bundaran Universitas Gadjah Mada. Dilanjutkan dengan long march dari titik kumpul menuju titik utama yaitu simpang tiga jl. Affandi (Gejayan) menuju Jl. Colombo. Rangkaian acara dalam aksi ini diisi oleh orasi dari berbagai elemen aksi, teatrikal, serta aksi tidur di jalan dan mengheningkan cipta sebagai gambaran demokrasi yang mati.

Aksi #GejayanMemanggil diakhiri dengan pembacaan tujuh pernyataan sikap Aliansi Rakyat Bergerak, yaitu : Pertama, mendesak adanya penundaan untuk melakukan pembahasan ulang terhadap pasal-pasal yang bermasalah dalam RKUHP. Kedua,  mendesak pemerintah dan DPR untuk merevisi UU KPK yang baru saja disahkan dan menolak segala bentuk pelemahan terhadap upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Ketiga, menuntut Negara untuk mengusut dan mengadili elit-elit yang bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan di beberapa wilayah Indonesia.  Keempat, menolak pasal-pasal bermasalah dalam RUU Ketenagakerjaan yang tidak berpihak pada pekerja. Kelima, menolak pasal-pasal problematis dalam RUU Pertanahan yang merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat reforma agraria. Keenam, mendesak pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual. Ketujuh, mendorong proses demokratisasi di Indonesia dan menghentikan penangkapan aktivis di berbagai sektor.  

Aksi ini berlangsung damai. Massa aksi mulai meninggalkan lokasi pada pukul 17.00 WIB, akses jalan pun sudah kembali dibuka untuk para pengguna jalan. Penjagaan oleh pihak kepolisian masih tetap terlihat di beberapa titik seperti di simpang tiga Jl. Affandi (Gejayan) menuju Jl. Colombo dan Bundaran UGM.

Pukul 19.00 WIB terlihat roda perekonomian di sepanjang Jl. Colombo dan Jl. Affandi (Gejayan) sudah kembali pulih. Toko-toko di sekitar daerah tersebut sudah buka normal kembali setelah tutup beberapa jam. Jalanan pun terlihat bersih dan terbebas dari sampah sisa aksi pada sore hari, terlihat gerobak petugas kebersihan yang penuh setelah mengangkut tumpukan sampah.  

Reporter : Azizah, Arul, Oliv, Ikrar, Kevin

Editor : Ikrar

1283 Total Views 2 Views Today

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *